Artikel Bengkulu Selatan Bengkulu Tengah Bengkulu Utara Bisnis Budaya Ekonomi Kaur Kepahiang Kesehatan Kota Bengkulu Kriminal Lebong Muko Muko Olahraga Pariwisata Pendidikan Politik Rejang Lebong Seluma 

Mengembangkan Budidaya Kepiting Soka dan Kepiting Bakau, Solusi Protein Alternatif di Masa Pandemi Covid -19.

Share it

Dalam beberapa tahun ini pandemi COVID-19 menghantam Indonesia dan berdampak luas pada putaran roda perekonomian dan sektor usaha, sebut saja disektor perikanan dan kelautan.

Kondisi inilah yang membuat nelayan harus putar otak, mencari peluang untuk tetap bertahan. Nah Budidaya Kepiting Bakau (Scylla Serrata) pun menjadi pilihan dari sekian usaha disektor kelautan dan perikanan yang dinilai menjanjikan.

Seperti yang dilakukan salah satu Kelompok Pokmaswas Srijaya Buana Provinsi Bengkulu yang ada dijalan Citanduy Kecamatan Kampung Melayu kota Bengkulu.

Kelompok Pokmaswas ini memulai Budidaya Kepiting Bakau. Untuk tahap awal,lahan yang disiapkan untuk Budidaya Penggemukan Kepiting Bakau ini seluas 25×50 meter persegi. Lahan lantas disulap sebagai kolam yang difungsikan sebagai keramba.

Keramba terbuat dari bilah-bilah bambu sepanjang 3 meter yang dirangkai secara teratur sehingga membentuk kerambah atau semacam pagar. Kerambah ini berfungsi sebagai kurungan untuk mencegah kepiting tidak melarikan diri dan mencegah masuknya hama.

Selanjutnya nya bibit kepiting bakau diambil dari nelayan tangkap ramah lingkungan yang menggunakan bubu bambu dengan ukuran 100 hingga 300 gram.

Ketua Pokmaswas Srijaya Buana, Ardiansyah. SE. MSi yang mempunyai gagasan melakukan Budidaya penggemukan Kepiting bakau ini mengatakan, di wilayah pesisir muara jenggalu ini banyak masyarakat yang bergantung pada jasa lingkungan yang disediakan ekosistem mangrove dan juga memiliki potensi maksimal yang bisa dikembangkan terkait mata pencaharian dan Budidaya Kepiting bakau dilakukan secara alami karena kondisi hutan bakau dipesisir muara jenggalu masih terjaga dengan baik.

Budidaya kepiting juga merupakan salah satu usaha untuk mengoptimalkan hasil hutan bukan kayu dikawasan mangrove. Mangrove merupakan Nutstrigon dan Sponinggron berbagai jenis kepiting dan Udang untuk berkembang biak.

Berkembangnya pangsa pasar menurut Ardiansyah menjadi tantangan untuk meningkatkan produksi secara berkesinambungan baik untuk sekala lokal, Nasional dan Exsport.

Sampai saat ini kepiting bakau masih mengandalkan tangkapan dari Alam dan tradisional,  kondisi ini menurut Ardiansyah jelas tidak bisa diharapkan kesinambungan produksinya. Nah dengan Budidaya inilah diharapkan kesinambungan produksi dapat lebih terpenuhi dengan baik.(Rahmad).

Related posts

Leave a Comment